Jakarta, Indonesia — Dalam dunia wirausaha, kegagalan sering kali lebih dekat daripada kesuksesan. Data menunjukkan sekitar 75 persen startup tidak pernah mencapai tahap exit. Tantangan terbesar bukan hanya soal modal atau persaingan, melainkan menemukan product-market fit dan jalur komersialisasi yang tepat.
MIT Sloan melalui pengajar Erin L. Scott dan Scott Stern menawarkan pendekatan sistematis untuk menjawab tantangan tersebut. Dalam kursus Strategy for Startups: From Idea to Impact dan buku terbaru mereka Entrepreneurship: Choice and Strategy, keduanya memperkenalkan Entrepreneurial Strategy Compass—sebuah kerangka kerja yang membantu pendiri startup menavigasi pilihan strategis sejak awal.
Kompas ini membagi jalur komersialisasi ke dalam empat strategi utama: Intellectual Property, yang menekankan kontrol ide dan teknologi; Architectural, yang membangun rantai nilai baru; Value Chain, yang mengeksekusi produk dalam rantai nilai mitra; serta Disruption, yang mendefinisikan ulang pasar dengan menantang pemain lama.
Contoh nyata datang dari PillPack, startup farmasi daring yang akhirnya memilih jalur disruptif dengan melayani konsumen langsung, alih-alih bermitra dengan apotek besar. Keputusan itu menutup pintu kolaborasi dengan CVS dan Walgreens, namun membuka jalan akuisisi oleh Amazon senilai USD 1 miliar pada 2018.
Scott dan Stern menekankan pentingnya proses test two, choose one—menguji dua strategi yang layak sebelum memilih satu jalur utama. Pendekatan ini memungkinkan wirausaha belajar cepat tanpa terjebak pada strategi yang salah. Kisah Vera Wang menjadi ilustrasi klasik: ia menguji pasar dengan satu desain baru di tokonya sebelum meluncurkan lini gaun pengantin penuh.
Model pembelajaran sekuensial ini juga membantu startup menyadari lebih awal bila sebuah ide tidak layak. Contoh kasus adalah Taxie, startup transportasi ramah lingkungan yang akhirnya menutup usaha setelah uji coba menunjukkan biaya operasional terlalu tinggi.
Bagi para pemimpin bisnis, pesan utamanya jelas: pilihan strategis sejak awal akan menentukan arah pertumbuhan. Pivot memang mungkin dilakukan, tetapi biayanya besar dan hanya memberi sedikit kesempatan.
MIT Sloan menegaskan bahwa inti dari kewirausahaan adalah membuat pilihan sadar—bukan mengikuti arus. Dengan kerangka kerja yang tepat, wirausaha dapat membangun perusahaan yang bukan hanya bertahan, tetapi juga memberi dampak nyata.
