// Leadership Update

Bagaimana “Presence” Berubah di Era Digital

November 1, 2025

Share:

Jakarta — Di masa lalu, kesan pertama biasanya terbentuk di ruang rapat atau acara tatap muka. Namun menurut artikel Forbes terbaru (29 September 2025) oleh Kevin Kruse, kini “presence” atau kehadiran profesional semakin banyak dibangun secara digital — melalui Zoom, Slack, atau bahkan profil LinkedIn.

Kehadiran di Dunia Virtual

Riset menunjukkan bahwa kesan pertama terbentuk dalam hitungan detik dan dapat bertahan lama. Di era kerja hybrid, kesan itu sering kali muncul dari cara seseorang menulis email, menyalakan kamera di rapat daring, atau menampilkan diri di media sosial profesional.

Redefinisi “Presence”

Lorraine K. Lee, penulis Unforgettable Presence, menekankan bahwa kehadiran bukan lagi sekadar soal bahasa tubuh di ruang fisik. Kini, responsivitas digital, kualitas komunikasi online, dan konsistensi personal branding menjadi faktor utama.

Tantangan bagi Pemimpin

Bagi pemimpin, perubahan ini berarti harus lebih sadar akan citra digital. Tidak cukup hanya tampil percaya diri di panggung, tetapi juga menjaga reputasi di ruang virtual yang terus dipantau kolega, klien, dan publik.

Strategi Praktis

  • Gunakan kamera dengan bijak: kontak mata virtual tetap penting.
  • Bangun personal brand konsisten di LinkedIn dan platform profesional lain.
  • Tunjukkan empati digital: balas pesan dengan cepat, gunakan bahasa yang jelas dan inklusif.
  • Latih komunikasi singkat dan padat, karena audiens online cepat kehilangan fokus.

Refleksi

Perubahan ini menegaskan bahwa kepemimpinan modern adalah kombinasi antara kehadiran fisik dan digital. Pemimpin yang mampu menguasai keduanya akan lebih dipercaya, lebih mudah membangun jaringan, dan lebih relevan di era kerja jarak jauh.