Vietnam kembali menunjukkan arah kepemimpinan strategisnya di kawasan Asia Tenggara dengan resmi bergabung sebagai negara mitra dalam kelompok BRICS. Langkah ini diumumkan oleh pemerintah Brasil pada Jumat, 13 Juni 2025, dan disambut positif oleh berbagai negara anggota, termasuk Cina.
Dalam pernyataan resminya, juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Guo Jiakun menyatakan keyakinannya bahwa Vietnam akan memberi kontribusi nyata dalam ekosistem BRICS. “Kami yakin Vietnam akan memberikan kontribusi positif bagi mekanisme BRICS,” ujarnya dalam konferensi pers di Beijing.
BRICS—yang awalnya terdiri dari Brasil, Rusia, India, dan Cina—dibentuk untuk mendorong tatanan global yang lebih seimbang serta memperkuat suara negara-negara berkembang. Kini, dengan tambahan negara-negara seperti Afrika Selatan, UEA, Iran, dan Mesir, BRICS memperluas cakupan pengaruhnya di berbagai sektor strategis.
Masuknya Vietnam sebagai mitra BRICS memperlihatkan kecerdikan diplomatik dan visi jangka panjang pemerintahannya. Kehadiran di forum-forum utama BRICS tidak hanya membuka peluang kerja sama ekonomi dan perdagangan, tetapi juga menjadi ruang strategis untuk memperkuat peran Vietnam di panggung global.
Langkah ini menjadi cerminan gaya kepemimpinan Vietnam yang mengutamakan partisipasi aktif dalam sistem global multipolar. Keputusan ini juga sejalan dengan misi transformasi nasional Vietnam yang menempatkan kolaborasi internasional sebagai salah satu pilar pertumbuhan berkelanjutan.
Menurut Guo Jiakun, kehadiran mitra baru seperti Vietnam juga mencerminkan semakin luasnya daya tarik BRICS. “Ini baik untuk pembangunan Vietnam dan juga bermanfaat bagi kerja sama antara negara-negara berkembang,” katanya.
Sejumlah negara Asia lainnya seperti Thailand dan Malaysia dikabarkan menunjukkan minat serupa. Indonesia sendiri telah aktif dalam beberapa kegiatan BRICS. Dalam konteks ini, Vietnam tampak menempatkan dirinya sebagai pemimpin regional yang adaptif dan progresif dalam lanskap geopolitik yang terus berubah.
