// Leadership Update

Pemimpin yang Keren: Studi Ini Ungkap Kualitas yang Membuat Seseorang Dianggap “Cool”

July 6, 2025

Share:

Jakarta – Apa yang membuat seseorang terlihat keren—dan lebih penting lagi, bagaimana hal itu berkaitan dengan kepemimpinan yang berpengaruh? Sebuah studi psikologi sosial terbaru memberikan wawasan menarik tentang kualitas personal yang membuat seseorang dianggap “cool”, bukan hanya di mata anak muda, tapi juga dalam konteks profesional dan kepemimpinan.

Dalam studi yang melibatkan lebih dari 2.000 responden lintas generasi dan budaya, para peneliti menemukan bahwa persepsi terhadap seseorang yang keren tidak lagi berkutat pada penampilan fisik atau tren populer. Justru, karakter yang kuat, sikap otentik, dan empati menjadi elemen utama yang dianggap ‘keren’ dan berpengaruh secara sosial.

Menurut Dr. Leah Morrison, peneliti utama dalam studi ini, “Keren bukan lagi soal siapa yang paling trendi, melainkan siapa yang paling konsisten dengan nilai dan integritasnya, terutama ketika tekanan datang dari luar.”

Responden menempatkan kualitas seperti ketenangan saat menghadapi tekanan, keaslian dalam berperilaku, serta keberanian mengambil sikap berbeda sebagai indikator utama dari ‘coolness’. Dalam dunia kepemimpinan, ini sejajar dengan kepemimpinan transformasional—mereka yang memimpin dengan pengaruh, bukan intimidasi.

Uniknya, studi ini juga menunjukkan bahwa pemimpin yang dianggap keren cenderung memiliki self-awareness yang tinggi. Mereka mampu membaca situasi sosial, menunjukkan empati, dan tidak takut untuk mengekspresikan keunikan mereka tanpa rasa khawatir terhadap penilaian eksternal.

Dalam konteks organisasi, para profesional yang menunjukkan sikap “cool” ini cenderung lebih dihormati dan diikuti, bukan karena jabatan, tapi karena pengaruh personal yang mereka bangun melalui konsistensi sikap dan integritas.

“Pemimpin yang keren tidak mencoba terlihat sempurna. Mereka jujur, punya sense of humor yang sehat, dan tahu kapan harus mendengarkan,” tulis ringkasan laporan tersebut.

Artikel ini menjadi pengingat bahwa dalam era transparansi dan konektivitas tinggi, kualitas kepemimpinan yang kuat justru ditentukan oleh siapa diri kita sebenarnya. Keren bukan lagi tentang siapa yang paling vokal, tapi siapa yang paling bisa dipercaya—dan itu adalah mata uang sosial yang langka dan sangat dihargai di setiap lini kepemimpinan.