Keanggotaan penuh Indonesia dalam BRICS menandai langkah besar dalam upaya memperkuat posisi negara ini di arena ekonomi global. Dalam pernyataannya, Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, menyampaikan bahwa langkah ini bukan hanya soal diplomasi, tetapi juga strategi ekonomi yang berorientasi pada kepentingan nasional. Indonesia, sebagai negara berdaulat dengan potensi besar, harus mampu menjaga kemandirian dan mengoptimalkan peluang dalam dinamika global yang terus berubah.
Luhut mengungkapkan bahwa bergabungnya Indonesia dengan BRICS memberikan keuntungan besar, terutama dalam memperluas akses pasar. Aliansi yang mencakup Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan ini mewakili lebih dari 40 persen populasi dunia dan sekitar seperempat dari produk domestik bruto (PDB) global. Dengan menjadi anggota penuh, Indonesia memiliki peluang untuk memperluas jangkauan ekspor, menarik investasi strategis, dan memperkuat kerja sama di berbagai sektor penting.
Dalam paparannya, Luhut juga menyoroti tantangan global yang memerlukan perhatian serius. Ia menjelaskan bahwa melemahnya ekonomi Tiongkok, ketergantungan Eropa pada gas Rusia yang memicu krisis energi, serta ketidakpastian tarif di Amerika Serikat adalah beberapa isu utama yang harus diantisipasi. Dalam konteks ini, keanggotaan di BRICS memungkinkan Indonesia untuk mengurangi ketergantungan pada satu negara atau kawasan tertentu dan memperluas jaringan kerja sama internasional.
Salah satu langkah konkret yang sedang dipertimbangkan adalah diversifikasi sumber energi, termasuk kemungkinan untuk membeli minyak dari Rusia. Luhut menegaskan bahwa keputusan ini akan diambil berdasarkan prinsip kepentingan nasional. Jika ada peluang untuk mendapatkan minyak dengan harga yang lebih kompetitif, seperti USD 20-22 per barel, maka Indonesia tidak akan ragu untuk memanfaatkan opsi tersebut. Hal ini menunjukkan pendekatan pragmatis pemerintah dalam memastikan ketahanan energi dan stabilitas ekonomi nasional.
Lebih dari sekadar akses pasar, keanggotaan di BRICS juga memberikan Indonesia platform untuk berperan aktif dalam pembentukan kebijakan ekonomi global. Forum ini menawarkan peluang untuk bekerja sama dalam berbagai bidang, termasuk teknologi, perdagangan, dan investasi. Dengan demikian, Indonesia tidak hanya menjadi penerima manfaat tetapi juga kontributor dalam upaya menciptakan sistem ekonomi global yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Langkah ini mencerminkan visi jangka panjang pemerintah dalam membangun ekonomi yang lebih tangguh dan kompetitif. Dengan memanfaatkan potensi kerja sama di dalam BRICS, Indonesia dapat memperkuat fondasi ekonominya sekaligus meningkatkan daya saing di pasar internasional. Di tengah tantangan global yang semakin kompleks, keputusan ini menunjukkan bahwa Indonesia siap untuk mengambil peran yang lebih besar dan signifikan di panggung dunia.