Erick Thohir Mengedepankan Pemberdayaan UMKM sebagai Pilar Ekonomi Nasional

Share:

Pada Sabtu, 4 Januari 2025, di Hotel Truntum, Padang, Sumatra Barat, lebih dari seratus pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mengikuti pelatihan bertajuk UMKM Naik Kelas 2025 yang digelar oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Program ini adalah langkah nyata dari Menteri BUMN Erick Thohir dalam mendukung pemberdayaan ekonomi kerakyatan yang sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto, yakni menjadikan UMKM sebagai salah satu pilar utama dalam memperkuat ekonomi Indonesia.

Pelatihan yang digelar di kota Padang, yang dipilih sebagai titik awal roadshow pelatihan, bertujuan untuk memperkenalkan pelaku UMKM pada standar kompetensi yang lebih tinggi dan strategi pengelolaan yang lebih efisien agar dapat naik kelas dalam skala usaha. Salah satu inovasi utama dalam pelatihan ini adalah penggunaan aplikasi Naksir UMKM, yang berfungsi untuk mengumpulkan data potensi UMKM di seluruh Indonesia. Aplikasi ini tidak hanya menjadi alat pengumpul data, tetapi juga menjadi dasar bagi pengembangan kurikulum pelatihan dan pendampingan yang disesuaikan dengan kebutuhan serta tantangan yang dihadapi oleh setiap pelaku usaha.

Menurut Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga, penggunaan data yang dihasilkan oleh aplikasi ini memungkinkan kementerian untuk lebih memahami potensi dan kebutuhan spesifik UMKM di berbagai daerah. Dengan analisis yang mendalam, Kementerian BUMN dapat merancang program yang lebih tepat sasaran dan relevan dengan kondisi pasar yang terus berubah. “Melalui data yang kami peroleh, kami bisa memberikan program pelatihan yang tidak hanya meningkatkan kualitas produk UMKM, tetapi juga memperluas akses pasar mereka, serta meningkatkan daya saing mereka di tingkat lokal dan internasional,” ujar Arya Sinulingga.

Pelatihan kali ini mencakup berbagai materi yang sangat relevan bagi UMKM, antara lain mengenai Nomor Induk Berusaha (NIB), PIRT, dan Sertifikasi Halal yang disampaikan oleh Afifah Puji Hastuti dari PT Surveyor Indonesia. Selain itu, Meidia Venny dari OJK Provinsi Sumatra Barat memberikan pelatihan mengenai pengelolaan keuangan yang lebih optimal bagi UMKM. Sesi terakhir dari pelatihan berfokus pada aspek branding, desain kemasan, dan pemasaran produk yang dipandu oleh Haris Satria, seorang Brand Activator Indonesia yang juga merupakan dosen di Universitas Negeri Padang. Materi-materi yang diberikan sangat beragam dan dirancang untuk memberikan pemahaman yang holistik kepada para peserta mengenai pentingnya kualitas, legalitas, serta daya tarik produk dalam menghadapi persaingan pasar.

Salah satu keunggulan dalam pelatihan ini adalah interaksi langsung antara peserta dan narasumber. Peserta diberikan kesempatan untuk berdiskusi langsung dengan para ahli dan mendapatkan konsultasi bisnis yang dapat membantu mereka mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi dalam menjalankan usaha. Para pelaku UMKM yang hadir merasa sangat terbantu dengan adanya kesempatan ini, karena mereka dapat memperoleh wawasan yang lebih mendalam mengenai cara mengembangkan bisnis mereka secara lebih sistematis dan efisien.

Kegiatan ini juga dihadiri oleh berbagai perwakilan dari BUMN, seperti BRI, BNI, Mandiri, Telkom Indonesia, dan Bukit Asam, yang turut berkolaborasi dalam menyukseskan pelatihan ini. Kolaborasi antara berbagai pihak ini mencerminkan sinergi yang semakin kuat antara pemerintah, perusahaan BUMN, dan pelaku UMKM, yang menjadi kunci dalam mendorong ekonomi kerakyatan dan memajukan UMKM di seluruh Indonesia.

Erick Thohir menegaskan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari komitmen Kementerian BUMN untuk mendukung UMKM di seluruh Indonesia. Tidak hanya melalui pelatihan, tetapi juga dengan memberikan akses yang lebih luas ke pasar, memfasilitasi pendanaan, serta memberikan pendampingan berkelanjutan bagi UMKM. Melalui program-program semacam ini, diharapkan UMKM Indonesia dapat berkembang lebih pesat, meningkatkan daya saing, dan membawa dampak positif bagi perekonomian nasional secara keseluruhan.