Jakarta – Di tengah tantangan ekonomi global, PT Dwi Guna Laksana Tbk. menunjukkan kepemimpinan strategis dan ketahanan bisnis yang membuahkan hasil nyata.
PT Dwi Guna Laksana Tbk. (DWGL) dinobatkan sebagai emiten terbaik kategori Distribusi Batu Bara dalam ajang Bisnis Indonesia Awards (BIA) 2025 yang digelar Senin (30/6). Penghargaan bergengsi ini menjadi bukti nyata atas ketangguhan dan konsistensi DWGL dalam menghadapi dinamika industri energi di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Ajang BIA 2025 yang mengusung tema Resilience Towards Uncertainty mengapresiasi perusahaan-perusahaan yang berhasil menunjukkan daya tahan luar biasa. DWGL berhasil mengungguli empat finalis lain di kategorinya, yakni PSSI, MBSS, RMKE, dan TPMA.
Keberhasilan ini tak lepas dari kepemimpinan strategis Direktur Utama Herman Fasikhin yang menekankan efisiensi, optimalisasi operasional, dan diversifikasi pasar sebagai pilar utama pertumbuhan berkelanjutan. “Kami terus menjaga hubungan jangka panjang dengan PLN sebagai pelanggan utama, sekaligus membangun penetrasi ke pasar non-PLN,” ujar Herman dalam Laporan Tahunan 2024.
DWGL mencatat kinerja keuangan yang solid selama lima tahun terakhir. Penjualan tumbuh dari Rp1,56 triliun pada 2020 menjadi Rp3,33 triliun pada 2024. Laba komprehensif meningkat lebih dari tiga kali lipat dalam periode yang sama, mencapai Rp118,64 miliar tahun lalu. Bahkan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik delapan kali lipat sepanjang 2024.
Langkah diversifikasi pun terbukti efektif. Selain memasok batu bara ke 11 PLTU PLN yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia, DWGL melalui anak usahanya, PT Sinergi Laksana Bara Mas (SLBM), memperluas distribusi ke tiga PLTU swasta di Jawa, Bali, dan Kalimantan.
DWGL juga menunjukkan keberanian finansial dengan menerbitkan Medium Term Notes (MTN) senilai Rp200 miliar dan menjaga stabilitas neraca. Total aset perusahaan per akhir 2024 tercatat Rp1,6 triliun dengan total ekuitas Rp275,05 miliar.
Perjalanan DWGL sebagai perusahaan terbuka sejak Desember 2017 menandai era transformasi berkelanjutan. Kepemimpinan yang adaptif dan berbasis risiko menjadi fondasi dalam merancang masa depan yang lebih resilien, tidak hanya untuk DWGL, tetapi juga bagi rantai pasok energi nasional.