Jakarta — Pada Senin, 23 September 2024, harga emas batangan dari PT Aneka Tambang (Antam) mencatat stagnasi di angka Rp1.455.000 per gram, tanpa adanya perubahan sejak Sabtu, 21 September. Stabilitas harga ini muncul di tengah ketidakpastian ekonomi global, yang sering kali memengaruhi dinamika pasar emas.
Meskipun harga jual tetap, harga buyback juga mengalami kestabilan di Rp1.295.000 per gram. Investor yang mempertimbangkan untuk menjual emas harus memperhatikan potongan pajak yang berlaku. Menurut Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 34/PMK.10/2017, transaksi buyback dengan nominal lebih dari Rp10 juta akan dikenakan PPh Pasal 22, yang berlaku 1,5% untuk pemegang NPWP dan 3% untuk non-NPWP. Hal ini penting untuk dipahami, karena potongan pajak langsung mempengaruhi nilai yang diterima penjual.
Berikut adalah daftar harga pecahan emas batangan yang tercatat pada hari ini di laman resmi Logam Mulia Antam:
- Emas 0,5 gram: Rp777.500
- Emas 1 gram: Rp1.455.000
- Emas 2 gram: Rp2.850.000
- Emas 3 gram: Rp4.250.000
- Emas 5 gram: Rp7.050.000
- Emas 10 gram: Rp14.045.000
- Emas 25 gram: Rp34.987.000
- Emas 50 gram: Rp69.895.000
- Emas 100 gram: Rp139.712.000
- Emas 250 gram: Rp349.015.000
- Emas 500 gram: Rp697.820.000
- Emas 1.000 gram: Rp1.395.600.000
Di sisi lain, pembelian emas batangan juga dikenakan pajak yang harus diperhatikan oleh pembeli. PPh Pasal 22 untuk pembelian emas adalah 0,45% bagi pemegang NPWP dan 0,9% untuk non-NPWP, dan setiap transaksi pembelian akan disertai dengan bukti potong pajak yang harus disimpan dengan baik.
Meskipun harga emas cenderung stagnan, berbagai faktor ekonomi dapat memengaruhi harga di masa mendatang. Ketegangan geopolitik, inflasi, dan kebijakan moneter dari bank sentral dunia sering kali menjadi pendorong volatilitas di pasar emas. Emas tetap dianggap sebagai aset aman di tengah ketidakpastian, namun stagnasi harga ini menandakan bahwa investor harus lebih berhati-hati dalam strategi mereka.
Pasar emas global juga sangat dipengaruhi oleh permintaan dari negara-negara besar seperti Tiongkok dan India, yang merupakan konsumen emas utama. Ketika permintaan turun, harga emas cenderung stagnan atau bahkan menurun. Dalam konteks ini, diversifikasi portofolio investasi menjadi penting untuk meminimalisir risiko.
Dengan stagnasi harga yang terjadi saat ini, investor perlu lebih analitis dalam memantau situasi pasar. Penelitian yang mendalam dan pemahaman tentang faktor-faktor yang mempengaruhi harga emas akan membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih baik. Sebagai langkah pencegahan, mempertimbangkan investasi di aset lain atau instrumen keuangan juga dapat menjadi pilihan yang bijak untuk melindungi nilai investasi mereka.