// Leadership Update

Soft Skill yang Bikin Anak Muda Sukses di Era AI

September 5, 2025

Share:

Jakarta – Di tengah pesatnya perkembangan kecerdasan buatan (AI), sukses di dunia kerja ternyata tidak selalu membutuhkan gelar di bidang teknologi atau machine learning. Hal ini ditegaskan oleh CEO Amazon Web Services (AWS), Matt Garman, yang menyebutkan bahwa keterampilan manusiawi justru akan menjadi faktor penentu di masa depan.

Menurut Garman, kemampuan berpikir kritis adalah fondasi utama yang perlu dikembangkan oleh generasi muda. Ia bahkan menekankan hal ini kepada anaknya yang masih duduk di bangku SMA. “Bagian dari kuliah adalah membangun kemampuan berpikir kritis, bukan sekadar menguasai keterampilan teknis. Dalam banyak hal, berpikir kritis akan menjadi keterampilan terpenting di masa depan,” ujarnya, dikutip dari CNBC.

Seiring semakin banyaknya perangkat AI terintegrasi di dunia kerja, kreativitas, fleksibilitas, dan kemampuan belajar hal baru menjadi sangat berharga. “Anda ingin menjadi kreatif, pandai berpikir kritis, dan fleksibel. Kemampuan untuk beradaptasi sama pentingnya dengan keterampilan apa pun yang dipelajari,” tambahnya.

AI memang mampu menangani banyak pekerjaan administratif, namun masih jauh dari kemampuan manusia dalam menilai, memilih, dan menghasilkan ide yang relevan. CEO OpenAI, Sam Altman, sejalan dengan pandangan tersebut. Menurutnya, “AI bisa menghasilkan banyak ide hebat, tetapi tetap diperlukan manusia untuk memutuskan apa yang benar-benar dibutuhkan orang.”

Keterampilan berpikir kritis bisa diasah di berbagai bidang studi, bahkan dalam keseharian. Penelitian menunjukkan bahwa membiasakan diri mengajukan pertanyaan dan menantang asumsi adalah cara sederhana namun efektif untuk melatihnya.

Selain itu, Garman juga menyoroti dua keterampilan penting lain: kemampuan beradaptasi dengan teknologi baru serta komunikasi yang efektif. Keduanya akan menjadi penentu apakah seseorang mampu bekerja sama dengan tim, memahami kebutuhan pelanggan, sekaligus membangun hubungan yang bernilai.

“Komunikasi adalah keterampilan yang bisa melampaui AI. Empati, kecerdasan emosional, mendengarkan aktif, serta memberikan umpan balik mendalam adalah keunggulan manusia yang tak tergantikan,” kata Garman.

Di era AI, perusahaan memang akan terus mengintegrasikan teknologi. Namun, pelanggan tetap membutuhkan interaksi manusiawi yang penuh perhatian dan pemahaman. Itulah sebabnya, anak muda yang mengasah soft skill sejak dini akan lebih siap menghadapi perubahan, sekaligus memimpin dengan nilai tambah yang tidak bisa digantikan mesin.