Strategi BI Hadapi Defisit NPI Kuartal I 2025 di Tengah Ketidakpastian Global

Strategi BI Hadapi Defisit NPI Kuartal I 2025 di Tengah Ketidakpastian Global

May 22, 2025

Share:

Jakarta — Ketahanan ekonomi nasional kembali diuji dengan catatan defisit Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) sebesar US$800 juta pada kuartal I 2025. Di tengah tekanan global yang semakin tinggi, Bank Indonesia (BI) menunjukkan peran strategisnya dalam menjaga stabilitas dan kepercayaan pasar terhadap perekonomian nasional.

Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, menegaskan bahwa meski terjadi defisit, fundamental ekonomi Indonesia tetap kuat. “Kami melihat transaksi berjalan tetap dalam batas wajar, dan ini menunjukkan respons kebijakan yang konsisten,” ungkapnya dalam pernyataan resmi.

Transaksi berjalan yang mencatat defisit hanya 0,1 persen dari PDB—lebih rendah dibanding kuartal sebelumnya—menunjukkan bahwa koordinasi lintas sektor terus dijalankan dengan baik. Kenaikan surplus perdagangan nonmigas juga menjadi indikator kepercayaan pada sektor riil.

Namun, tantangan tetap hadir. Penurunan jumlah wisatawan mancanegara berdampak langsung pada neraca jasa, sementara pembayaran imbal hasil investasi portofolio menambah tekanan pada neraca pendapatan primer.

Meski begitu, cadangan devisa Indonesia tetap terjaga di level US$157,1 miliar, jauh di atas standar kecukupan internasional. Ini mencerminkan kepemimpinan moneter yang menjaga ruang fiskal dan stabilitas eksternal.

Dari sisi transaksi modal dan finansial, BI tetap optimistis. Investasi langsung yang terus mencatat surplus menandakan kepercayaan investor terhadap arah pembangunan ekonomi nasional dan iklim usaha yang kondusif.

Ramdan menekankan pentingnya sinergi antarlembaga dalam menjaga ketahanan sektor eksternal. “Kami terus memperkuat bauran kebijakan dan sinergi dengan pemerintah untuk memastikan keberlanjutan pertumbuhan,” katanya.

Dengan strategi yang adaptif dan koordinatif, Bank Indonesia meyakini bahwa NPI akan tetap sehat sepanjang 2025, seiring masuknya aliran modal asing dan stabilitas makroekonomi yang terjaga.

Bank Indonesia, Neraca Pembayaran