Jakarta — Biaya yang harus dikeluarkan oleh masyarakat untuk mengakses pendidikan terus mengalami peningkatan yang signifikan, seperti yang terlihat dari inflasi pada kelompok pendidikan yang terjadi pada Agustus 2024. Fenomena ini menunjukkan bahwa akses terhadap pendidikan semakin mahal dan menambah beban ekonomi keluarga di seluruh Indonesia.
Berdasarkan laporan terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS), kelompok pendidikan pada Agustus 2024 mencatat inflasi sebesar 0,65% secara bulanan (month to month/mtm). Meski angka ini sedikit lebih rendah dibandingkan dengan inflasi pendidikan pada Juli 2024 yang mencapai 0,69% (mtm), tren peningkatan biaya pendidikan tetap menjadi perhatian serius. Inflasi pada sektor pendidikan ini bukanlah fenomena yang baru, namun telah terjadi secara konsisten pada bulan Juli dan Agustus selama lima tahun terakhir. Pola ini jelas terlihat setiap kali memasuki tahun ajaran baru, yang mengakibatkan lonjakan biaya pendidikan bagi para orang tua dan wali murid.
Sebagai perbandingan, pada tahun 2020, inflasi pada kelompok pendidikan tercatat sebesar 0,16% (mtm) pada Juli dan meningkat menjadi 0,57% (mtm) pada Agustus. Pola ini terus berlanjut, di mana pada Juli 2021, inflasi kelompok pendidikan mencapai 0,18% (mtm) dan melonjak drastis menjadi 1,20% (mtm) di Agustus. Tren kenaikan ini semakin terasa pada tahun 2022, ketika inflasi kelompok pendidikan mencapai 0,34% (mtm) di Juli dan naik tajam menjadi 1,85% (mtm) di Agustus.
Tak berhenti di situ, pada tahun 2023, kelompok pendidikan kembali mencatatkan inflasi sebesar 0,66% (mtm) pada Juli dan meningkat menjadi 0,86% (mtm) di Agustus. Tren ini menegaskan bahwa kenaikan biaya pendidikan menjadi salah satu faktor dominan yang memberikan kontribusi signifikan terhadap inflasi umum pada Agustus 2024.
Menurut Deputi Bidang Statistik dan Distribusi Jasa BPS, Pudji Ismartini, inflasi di sektor pendidikan ini memberikan andil yang besar terhadap inflasi umum yang terjadi pada bulan tersebut. “Biaya sekolah dasar, sekolah menengah pertama, serta biaya akademi dan perguruan tinggi menjadi penyumbang utama inflasi pada kelompok pendidikan di Agustus 2024, masing-masing dengan andil inflasi sebesar 0,01%,” jelas Pudji dalam keterangannya.
Secara lebih rinci, biaya pendidikan di tingkat sekolah dasar mencatat inflasi sebesar 1,59% (mtm) pada Agustus 2024, lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 1,19% (mtm). Sementara itu, biaya akademi atau perguruan tinggi juga mengalami kenaikan inflasi sebesar 0,46% (mtm) pada Agustus, lebih tinggi dibandingkan dengan Juli yang hanya sebesar 0,14% (mtm).
Namun, tidak semua tingkatan pendidikan mengalami peningkatan inflasi. Biaya pendidikan di sekolah menengah pertama, misalnya, mengalami penurunan inflasi menjadi 0,78% (mtm) pada Agustus 2024, turun dari 1,06% (mtm) di bulan sebelumnya. Penurunan serupa juga terjadi pada biaya sekolah menengah atas, dari 0,79% (mtm) pada Juli 2024 menjadi 0,36% (mtm) pada Agustus 2024.
Peningkatan inflasi pada kelompok pendidikan ini terutama disebabkan oleh kenaikan biaya Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) di sekolah dasar, serta Uang Kuliah Tunggal (UKT) di akademi dan perguruan tinggi. Pudji menegaskan bahwa kenaikan ini terutama terjadi pada institusi pendidikan swasta dan perguruan tinggi negeri. “Kenaikan ini biasanya terjadi di sekolah-sekolah swasta serta pendidikan tinggi, baik negeri maupun swasta. BPS mencatat bahwa kenaikan ini terjadi pada tahun ajaran baru 2024,” ungkap Pudji.
Lebih lanjut, Pudji menjelaskan bahwa khusus untuk sekolah swasta, peningkatan biaya lebih terlihat pada uang sekolah, sementara di perguruan tinggi, kenaikan UKT menjadi faktor utama. “Secara keseluruhan, biaya pendidikan di perguruan tinggi mengalami inflasi sebesar 0,46% pada bulan Agustus 2024,” tambahnya. Kondisi ini menambah beban bagi banyak keluarga yang harus menyesuaikan anggaran mereka untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anak mereka, sementara biaya hidup secara keseluruhan terus meningkat. Inflasi yang terus terjadi di sektor pendidikan juga menimbulkan pertanyaan tentang keberlanjutan dan aksesibilitas pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat di masa depan.