Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) telah merumuskan dua skenario utama yang ditujukan kepada presiden terpilih Prabowo Subianto untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 8 persen dalam lima tahun mendatang. Skenario-skenario ini dirancang sebagai bagian dari upaya strategis Indonesia untuk keluar dari jebakan pendapatan menengah dan menggapai status negara maju pada tahun 2045.
Amalia Adininggar Widyasanti, Deputi Bidang Ekonomi Bappenas, menyampaikan bahwa kedua skenario ini bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke level rata-rata 7 persen per tahun selama periode 2025 hingga 2029. “Ini adalah syarat utama untuk mewujudkan visi Indonesia sebagai negara maju pada 2045. Kita harus mampu mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dari target minimal RPJPN, yaitu 6 persen,” jelas Amalia dalam diskusi “Urgensi Industrialisasi untuk Mencapai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen” di Jakarta, Rabu (16/10).
Skenario Pertama: Pendekatan Bertahap
Skenario pertama Bappenas menekankan pentingnya peningkatan bertahap dalam laju pertumbuhan ekonomi. Pada 2025, ekonomi Indonesia ditargetkan tumbuh sebesar 5,7 persen, kemudian meningkat menjadi 6,4 persen pada 2026, dan mencapai 7 persen pada 2027. Pada tahun 2028, pertumbuhan ekonomi diharapkan meningkat lagi menjadi 7,5 persen, hingga akhirnya mencapai 8 persen pada tahun 2029.
Menurut Amalia, pendekatan bertahap ini dinilai lebih realistis karena mempertimbangkan situasi ekonomi domestik yang membutuhkan waktu untuk melakukan penyesuaian terhadap berbagai perubahan kebijakan dan reformasi ekonomi. “Pendekatan ini memberikan ruang bagi ekonomi kita untuk tumbuh secara alami tanpa tekanan yang berlebihan, sambil tetap mempertahankan stabilitas fiskal dan moneter,” kata Amalia.
Bappenas juga menekankan bahwa sektor-sektor utama seperti manufaktur, teknologi, dan energi terbarukan akan memainkan peran penting dalam mendorong pertumbuhan ini. Sinergi antara kebijakan industri dan pembangunan infrastruktur juga akan menjadi fondasi yang kokoh untuk mencapai target-target tersebut.
Skenario Kedua: Pertumbuhan Dipacu Lebih Cepat
Skenario kedua yang disusun Bappenas mengusulkan pendekatan yang lebih cepat, di mana puncak pertumbuhan terjadi pada tahun ketiga (2027), dengan ekonomi diproyeksikan tumbuh sebesar 8,3 persen. Pada tahun berikutnya, pertumbuhan ekonomi akan stabil di angka 8 persen, kemudian sedikit menurun menjadi 7,8 persen pada 2029. Dengan skenario ini, rata-rata pertumbuhan ekonomi selama lima tahun mendatang diharapkan mencapai 7,7 persen.
Pendekatan percepatan ini diharapkan dapat memberikan dampak yang lebih signifikan pada sektor-sektor utama ekonomi, mempercepat transformasi struktural, dan meningkatkan daya saing internasional Indonesia dalam jangka waktu yang lebih singkat. Meski demikian, tantangan terbesar dari skenario ini adalah memastikan bahwa lonjakan pertumbuhan ekonomi yang cepat tidak menimbulkan ketidakstabilan di sektor-sektor yang lebih rentan.
Implikasi Kebijakan dan Tantangan Masa Depan
Kedua skenario ini mencerminkan harapan besar Bappenas dalam mempercepat laju pertumbuhan ekonomi nasional, namun tantangan-tantangan besar juga menanti di depan. Salah satu tantangan utama adalah bagaimana mengidentifikasi dan mengoptimalkan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru, baik dari dalam maupun luar negeri. “Kita harus berinovasi dan mencari cara baru untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, baik melalui hilirisasi industri, pengembangan teknologi, maupun peningkatan investasi asing,” ujar Amalia.
Selain itu, partisipasi sektor swasta juga dianggap sebagai elemen krusial dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Pemerintah perlu menciptakan kebijakan yang mendukung iklim bisnis yang sehat, mendorong investasi, dan memperkuat regulasi yang adil dan transparan. Sektor swasta, sebagai motor penggerak perekonomian, harus dilibatkan secara aktif dalam proses ini.
Berdasarkan kesepakatan yang telah dicapai dengan DPR mengenai APBN 2025, pertumbuhan ekonomi tahun depan diproyeksikan mencapai 5,2 persen, sedikit meningkat dari target pertumbuhan tahun ini sebesar 5,1 persen. Meskipun angka tersebut masih tergolong moderat, hal ini dianggap sebagai fondasi awal yang solid sebelum Indonesia memasuki fase percepatan pertumbuhan pada tahun-tahun berikutnya.
Secara keseluruhan, kedua skenario yang diajukan Bappenas menawarkan jalan menuju pertumbuhan ekonomi yang ambisius namun terukur. Namun, kesuksesan implementasinya akan sangat bergantung pada kerja sama yang solid antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Jika skenario-skenario ini dapat diimplementasikan dengan baik, Indonesia memiliki peluang besar untuk mewujudkan visinya sebagai negara maju pada 2045.