Kairo — Mesir resmi membuka Grand Egyptian Museum (GEM), museum arkeologi terbesar untuk satu peradaban. Setelah lebih dari dua dekade pembangunan dan berbagai krisis, GEM berdiri sebagai bukti visi jangka panjang, ketahanan institusi, dan strategi soft power yang terukur.
- Keunggulan koleksi: Patung Ramses II menyambut pengunjung di pintu masuk; lebih dari 100.000 artefak dikurasi dalam 12 galeri, termasuk koleksi lengkap harta Tutankhamun yang ditampilkan utuh untuk pertama kalinya.
- Arsitektur bernarasi identitas: Rancangan Heneghan Peng disejajarkan dengan Piramida Khufu dan Menkaure, menegaskan kesinambungan antara warisan kuno dan modernitas nasional.
- Pengelolaan warisan berkelanjutan: Relokasi dan konservasi Kapal Surya Khufu berusia 4.500 tahun menunjukkan standar pelestarian yang proaktif, sekaligus memperkuat peran GEM sebagai institusi pendidikan publik.
- Dampak ekonomi dan reputasi: Pemerintah menargetkan jutaan kunjungan tahunan, memperkuat pariwisata sebagai pilar ekonomi serta menaikkan profil Mesir dalam diplomasi budaya global.
Inti kepemimpinan
GEM bukan sekadar museum, melainkan proyek kebangsaan. Ia merangkum narasi kepemimpinan: konsistensi visi, eksekusi lintas pemerintahan, dan kemampuan mengubah warisan menjadi daya saing reputasi. Dengan peresmian ini, Mesir menempatkan budaya sebagai strategi negara—identitas, kebanggaan, dan relevansi global dalam satu ekosistem.
