// GP Herry Saputro (Entrepreneur - Author - Provokator Mind)

Humas Modern: Media Nasional sebagai Jembatan Kepercayaan Publik dan Pemangku Kepentingan

September 4, 2025

Share:

Dalam bisnis maupun organisasi, membangun reputasi ibarat membangun rumah: fondasinya adalah kepercayaan. Tanpa kepercayaan publik, sebesar apa pun aset atau teknologi yang dimiliki, brand akan sulit bertahan lama.

Di sinilah humas modern mengambil peran. Bukan sekadar mengirim rilis pers, humas kini adalah strategi menyeluruh untuk membangun komunikasi, menjaga citra, dan merawat hubungan dengan berbagai pemangku kepentingan. Salah satu alat paling kuat yang dimiliki humas modern adalah media nasional.

Peran humas telah berkembang jauh. Dulu, humas identik dengan konferensi pers atau sekadar mengelola krisis. Kini, humas adalah arsitek komunikasi yang bertugas menghubungkan organisasi dengan publik. Tugasnya mencakup menyusun narasi positif tentang brand atau organisasi, membangun jembatan komunikasi dengan stakeholder seperti pelanggan, investor, pemerintah, maupun komunitas, menangani krisis reputasi dengan cepat, serta memastikan organisasi tetap relevan di tengah perubahan tren dan isu sosial. Untuk semua ini, media nasional hadir sebagai panggung kredibilitas yang tidak tergantikan.

Mengapa media nasional begitu penting? Karena ia berfungsi sebagai pihak ketiga yang dipercaya publik. Saat organisasi atau tokoh diberitakan oleh media besar, pesan yang tersampaikan bukan sekadar klaim internal, melainkan validasi eksternal. Publik menilai, “Jika media nasional menulis tentang hal ini, pasti ada nilai dan kredibilitas di baliknya.” Kepercayaan publik ini menjadi modal penting dalam membangun hubungan dengan pemangku kepentingan. Investor lebih yakin, pemerintah lebih percaya, konsumen lebih memilih, dan mitra lebih tertarik.

Berbagai riset global menunjukkan bahwa kepercayaan adalah faktor utama dalam pengambilan keputusan. Konsumen lebih memilih produk dari brand yang dipercaya, investor menanamkan modal pada perusahaan dengan reputasi kuat, dan pemerintah lebih mudah berkolaborasi dengan organisasi yang kredibel. Dengan kata lain, humas yang mampu membangun kepercayaan lewat media nasional sedang menambah nilai ekonomi sekaligus sosial bagi organisasinya.

Contoh nyata bisa dilihat dari beberapa kasus. Ketika sebuah perusahaan menghadapi isu negatif, reputasi bisa runtuh jika tidak dikelola dengan baik. Namun, dengan strategi humas yang proaktif melalui media nasional—klarifikasi terbuka, liputan objektif, dan narasi yang menenangkan—kepercayaan publik bisa pulih. Di sisi lain, organisasi non-profit yang memanfaatkan media nasional untuk mengangkat kampanye sosialnya berhasil meraih dukungan publik yang lebih besar sekaligus meningkatkan jumlah donasi. Figur publik seperti CEO yang tampil dalam wawancara eksklusif juga bukan hanya memperkuat personal branding, tapi turut meningkatkan kredibilitas perusahaan yang dipimpinnya.

Humas modern tidak lagi sebatas menyampaikan informasi, melainkan membangun kolaborasi. Media nasional adalah ruang di mana organisasi dapat menunjukkan kontribusi bagi masyarakat, inovasi yang sedang dikembangkan, serta transparansi dalam menghadapi isu atau krisis. Komunikasi terbuka seperti ini menciptakan kedekatan dengan publik. Mereka merasa dilibatkan, bukan hanya diberi informasi sepihak. Dari situlah kepercayaan tumbuh.

Agar efektif, strategi humas modern dengan media nasional membutuhkan narasi yang relevan, relasi baik dengan jurnalis, transparansi dalam penyampaian pesan, kemampuan memanfaatkan momentum nasional, serta konsistensi komunikasi. Satu kali tampil tidak cukup, konsistensi adalah kunci untuk menjaga brand tetap relevan dan dipercaya.

Meski media sosial memberikan ruang luas untuk komunikasi langsung, tantangan humas justru semakin kompleks. Informasi bisa viral dalam hitungan detik, baik positif maupun negatif. Di sinilah media nasional berfungsi sebagai penyeimbang. Dengan otoritasnya, media membantu meluruskan informasi, memberi validasi, dan menjaga reputasi tetap positif di tengah derasnya arus hoaks.

Humas modern juga tidak bisa bergantung pada satu kanal saja. Strategi komunikasi yang kuat harus terintegrasi: liputan media nasional untuk kredibilitas, media sosial untuk engagement cepat, dan kanal internal seperti website atau newsletter untuk dokumentasi resmi sekaligus memperkuat SEO. Dengan kombinasi ini, komunikasi menjadi menyeluruh: kredibel, luas, dan efektif.

Kesimpulannya, humas modern tidak bisa dilepaskan dari media nasional. Ia adalah jembatan yang menghubungkan organisasi dengan publik dan pemangku kepentingan, membangun kredibilitas, serta menumbuhkan kepercayaan. Di tengah dunia yang penuh informasi, kepercayaan adalah aset paling berharga. Dan untuk membangunnya, humas modern harus berani tampil di media nasional, bukan sekadar untuk eksistensi, melainkan demi memastikan reputasi dan hubungan jangka panjang tetap terjaga.