// Leadership Update

Profil Marina Budiman: Perempuan Terkaya RI yang Bangkit dari Kejatuhan Rp57 Triliun

July 31, 2025

Share:

Jakarta – Marina Budiman, Presiden Komisaris PT DCI Indonesia, menjadi sorotan publik setelah dinobatkan sebagai perempuan terkaya di Indonesia versi Forbes 2025. Kekayaan Marina tercatat mencapai US$4,8 miliar atau sekitar Rp77,81 triliun, menempatkannya di urutan ke-9 orang terkaya di RI.

Namun, perjalanan menuju puncak bukan tanpa gejolak. Pada Maret 2025, Rp57 triliun dari total kekayaan Marina sempat lenyap hanya dalam tiga hari, akibat kejatuhan saham DCII di tengah tekanan pasar domestik dan global.

Karier yang Dibangun dari Nol
Lahir di Medan pada 1961, Marina menyelesaikan pendidikan di bidang ekonomi dan keuangan di University of Toronto tahun 1985. Ia memulai karier di Bank Bali sebagai account officer sebelum akhirnya menemukan minat dalam teknologi ketika terlibat dalam proyek instalasi perangkat lunak.

Perjalanan profesionalnya kemudian membawanya ke PT Sigma Cipta Caraka, di mana ia menjabat sebagai Project Manager selama lebih dari satu dekade. Di tengah periode itu, ia bersama Otto Sugiri mendirikan Indonet (1994), penyedia layanan internet pertama di Indonesia.

Membangun DCII dari Visi Masa Depan
Pengalaman lebih dari 20 tahun di dunia teknologi meyakinkan Marina bahwa Indonesia membutuhkan infrastruktur digital kelas dunia. Pada 2011, ia mendirikan PT DCI Indonesia, operator pusat data Tier IV pertama di Asia Tenggara.

Sebagai pemegang saham terbesar kedua (26,27%) dan Presiden Komisaris, Marina memainkan peran strategis dalam mengarahkan pertumbuhan perusahaan menjadi salah satu emiten teknologi paling bernilai di Bursa Efek Indonesia.

Hingga pertengahan 2025, saham DCII sempat diperdagangkan di atas Rp150.000 per lembar, menjadikannya salah satu saham termahal di pasar modal nasional.

Ujian Finansial: Rp57 Triliun Hilang dalam Tiga Hari
Keberhasilan luar biasa itu diuji ketika pasar modal Indonesia mengalami kejatuhan terburuk dalam satu dekade. Saham DCII anjlok tajam akibat kombinasi faktor: ketidakpastian kebijakan ekonomi nasional, kondisi fiskal pemerintah, hingga perang dagang global.

Dalam laporan Bloomberg yang dikutip oleh The Independent Singapore, kekayaan Marina susut lebih dari 50% dalam hitungan hari. Kejatuhan ini juga dirasakan oleh dua pendiri DCII lainnya: Otto Sugiri dan Han Arming Hanafia.

Namun, seperti sikapnya sejak awal karier, Marina menanggapi tekanan tersebut dengan tenang dan fokus pada keberlanjutan visi perusahaan.

Kepemimpinan Inklusif dan Inspiratif
Di balik keberhasilan finansialnya, Marina dikenal sebagai pemimpin yang inklusif, visioner, dan tangguh. Ia aktif mendorong pengembangan talenta digital dan memperjuangkan literasi teknologi di kalangan muda.

Pada 2020, ia masuk daftar “20 Perempuan Paling Berpengaruh” versi Harper’s Bazaar Indonesia, berkat inisiatif sosialnya lewat Yayasan Waroeng Imaji, yang mendampingi anak-anak rusunawa lewat program seni dan kreasi.